-Kecamatan Tobadak jadi kecamatan ke 4 yang menggelar Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) untuk tahun 2023, Senin (14/2/2022).
Musrenbang yang bertempat di halaman Kantor Camat Tobadak dihadiri oleh, Bupati Mateng, H. Aras Tammauni, Sekdakab Mateng, H. Askary Anwar, Ketua DPRD Mateng, H. Arsal Aras, Anggota DPRD Mateng, Para Asisten Setda Mateng, Kepala OPD Lingkup Pemkab Mateng, Camat Tobadak, Kapolsek Tobadak, Kepala Desa se Kecamatan Tobadak, serta Tokoh Masyarakat dan Pemuda.
Pada kesempatan tersebut, Ketua DPRD Mateng, H. Arsal Aras berharap agar usulan-usulan yang diusulkan adalah usulan yang menjadi skala prioritas.
Arsal menyampaikan, kondisi APBD Mamuju Tengah sejak pandemi ini mengalami penurunan, di 2019 sebelum pandemi APBD kita itu hampir menyentuh angka Rp 800 milyar, kemudian APBD kita di tahun 2022 hanya kurang lebih 600 miliar, inilah yang menyebabkan mengapa mengalami perlambatan pembangunan di Mateng, ini tidak hanya terjadi di Mateng namun hampir di semua daerah di Indonesia ini mengalami hal yang sama ditengah pandemi covid-19.
“Disaat kita mengalami pelambatan-pelambatan pembangunan, dimana-mana jalan kita rusak, ini hampir dikeluhkan semua Desa. Praktis pemerintah daerah tidak sertamerta dengan kondisi yang ada mampu melakukan disemua sektor, untuk itu diharapkan pemerintah desa, tokoh masyarakat bisa mendorong untuk melakukan swadaya masyarakat,” kata Arsal.
“Namun yang terpenting saat ini adalah bagaimana desa mampu berinovasi, ajak petani-petani kita, ajak pengusaha-pengusaha kita bagaimana ikut serta memperbaiki infrastruktur jalan yang ada di desa,” tambah Arsal.
Sementara itu, Sekdakab. Mateng, H. Askary Anwar, menyampaikan, desa harus punya strategi, kreativitas, inovasi dalam memanejen APBD, supaya APBD yang diberikan ke desa mampu menciptakan sumber-sumber lain yang dapat menambah pendapatan di Desa, dan bagaimana meningkatkan sumber daya manusia.
Sekarang ini kata Askary, alokasi APBD kabupaten 10 persen sudah masuk di desa, bahkan desa saat ini ada yang lebih banyak anggarannya dari pada OPD, sementara di desa tidak kurang dari 1 miliar.
“Untuk itu, kemandirian desa harus diangkat, harus dimodifikasi oleh desa-desa baru yang terpilih, harus dibuat inovasi, sehingga kita selalu mendorong lomba inovasi Daerah,” ujar Askary.
Lanjutnya, Pemberdayaan itu harus terbangun, berdasarkan potensi wilayah desa masing-masing harus dipikirkan oleh desanya, apa yang harus dibuat, kita harus punya prinsip ekonomi untuk memperbaiki struktur APBDes kita, jangan membuat program di Desa yang mementingkan hanya sekelompok orang saja, jangan membuat program yang tidak prioritas, namun ada program yang harusnya dikerja oleh seluruh masyarakat Misalnya, padat karya sehingga bisa meningkatkan pendapatan masyarakat itu tidak dibuat.
“Buatlah program-program inovasi, kita akan liat dan Intervensi dari semua sektor apabila inovasi itu bagus,” ungkapnya.
Untuk diketahui, usulan skala prioritas pada Musrenbang Kecamatan Tobadak yakni, pengadaan mobil dinas Kecamatan Tobadak 1 unit, pengadaan kendaraan dinas roda dua sebanyak 4 unit, rehap kantor Camat Tobadak, Cor beton desa Mahahe, Sulobaja dan Bambadaru, Cor beton Desa Polongaan ke Desa Batuparigi sepanjang 11,6 kilometer, Peningkatan jalan penghubung Desa Bambadaru ke Desa Saluadak 4 km, Peningkatan jalan penghubung Desa Bambadaru ke Desa Passapa 3 km, Talud depan kantor camat 50 meter, Cor beton Desa Tobadak 1 km, Cor beton Desa Batustanduk 5 km, Cor beton Desa Batuparigi 12 km, Cor beton Saluandean ke Salulisu 5 km, Plat Dekker Desa Polongaan ke Desa Batuparigi 3 titik 4 x 12 m, Plat Dekker desa sejati 4 x 12 m, Jalan beton jalan desa Mahahe, Sulobaja, Bamabadaru 6 x 12 m, Pengadaan lampu jalan poros tobadak 47 titik.